Our social:

Latest Post

Rabu, 16 Desember 2015

Sejarah Bahasa dan Sastra Inggris Kuno

Karya yang terkenal pada masa Inggris kuno diantaranya adalah Beowulf, ‘The Seafarer’ ,‘The Wanderer’, dan ‘The Dream of the Rood’
Menurut buku seorang ahli sejarah, Bede ( 673-735) yang berjudul “Ecclesiastical history of English People’ menjelaskan bahwa 400/500 tahun sebelum penaklukan Norman pada tahun 1066, Inggris yang saat itu memiliki penduduk yang sedikit, telah mengalami invasi besar-besaran.
Invasi yang dialami bangsa Inggris pada jaman Inggris Kuno adalah :
Invasi oleh German
Suku-suku German yaitu The Jutes, The Angles, The Saxon memulai sejarah sastra inggris dengan menjajah bersama di Inggris, hingga akhirnya mereka membentuk suku baru yaitu “Anglo-Saxon”. Periode Anglo-Saxon ini terjadi ketika suku asli Inggris, Celtic diinvasi oleh Angles, Saxon, dan Jutes pada separuh pertama di abad ke 15 sampai penaklukan William of Norwady pada tahun 1066 sedangkan sekitar abad ke 17 adalah periode kristenisasi.
Pada periode Anglo Saxon, karya sastra yang terkenal adalah Beowulf
Beowulf (tahun 700-900) merupakan karya  puisi epic ( puisi tentang kepahlawanan ) yang menceritakan tentang seorang prajurit raja yang bernama Beowulf. Ia bearasal dari Geatland di Sweden, ia pergi ke Denmark untuk membunuh monster yang bernama Grendel atas perintah rajanya, Hrothgar. Alasan sang raja ingin membunuh Grendel adalah karena Grendel telah menghancurkan Heorot, sebuah bangunan besar yang telah dibangun oleh Hrotgar. Setelah itu, ibu dari Grendel, yang merupakan monster air, datang untuk membalas dendam atas terbunuhnya Grendel dengan cara membunuh salah satu bangsawan raja. Akhirnya Beowulf pergi ke bawah air untuk membunuh ibunya itu. Beowulf pun menjadi raja Geat.
50 tahun kemudian…
Kerajaannya Beowulf diporakporandakan oleh seekor naga. Beowulf dan Wiglaf,seorang prajuritnya, beusaha untuk mengalahkan naga tersebut. Akibat pertarungan tersebut, Beowulf terluka parah hingga akhirnya mati. Namun sebelum kematiannya, Beowulf telah menunjuk Wiglaf sebagai penggantinya. Namun tanda-tanda jatuhnya kerajaan setelah di pimpin oleh Wiglaf mulai bermunculan.
Cerita Beowulf tersebut menggambarkan keadaan Inggris pada masa itu, Inggris pada saat itu mengalami invasi oleh suku-suku luar secara berturut-turut. Walaupun tidak ada yang mengetahui siapa pengarang dan penulis Beowulf, pada zaman Inggris kuno ini dikenal dua pujangga besar yaitu Caedmon dan Cynewulf.
Invasi oleh Denmark
Sukunya bernama The Danes dan Rajanya adalah  Alfred. Raja Alfred mempunyai pengaruh besar dalam sastra dengan cara menerjemahkan Injil dari Bahasa Perancis ke Inggris.
Raja Alfred, yang hidup pada tahun 849 sampai 899, berhasil membentuk angkatan laut Inggris yang kuat hingga mampu menyelamatkan Inggris dari serangan Vikings ( para bajak laut Skandinavia yang menyerang pantai Eropa pada abad 8,9, 10 SM ).
Pada masa pemerintahannya, ia juga mengembangkan sistem pemerintahan lokal dan nasional, pengadilan dan mekanisme pengumpulan pajak yang merupakan sistem administrasi termaju di Eropa.
Karya sastra yang terkenal pada masa ini ada puisi “The Seafarer” dan juga “The Wanderer”
“The Seafarer” merupakan puisi yang terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama menceritakan tentang penderitaan dan kesedihan karena terasingkan di tengah lautan sedangkan pada bagian kedua menceritakan tentang nilai-nilai religi dimana penderitaan dalam kehidupan yang singkat ini tidak sebanding dengan pemahaman akan surga. Sama seperti The Seafarer, “The Wanderer” atau “Sang Pengembara” juga mengungkapkan harapan-harapan akan surga bersamaan dengan pengasingan dan keputusasaan yang telah dialami oleh pengembara tersebut.
Kedua karya sastra elegy ini menunjukkan bahwa pada periode ini, masyarakat Inggris mulai meninggalkan paganisme dan beralih ke Kristen.
Setelah itu, puisi Kristen yang cukup terkenal pada masa ini adalah ‘The Dream of the Rood”. Puisi ini menceritakan tentang Rood atau Cross ( salib ).
Bahasa Inggris Kuno
Bahasa inggris kuno telah digunakan selama 8 abad dari abad ke 5 sampai abad ke 12. Bahasa ini berasal dari dialek masyarakat German Barat yang dibawa ke Inggris oleh para penyerang. Sedangkan untuk yang berhubungan dengan sastra dan administrasi, kebanyakan menggunakan bahasa Latin. Singkatnya bahasa Inggris kuno menggantikan Bahasa Celtic. Bahasa Inggris kuno ini merupakan pencampuran dari bahasa-bahasa suku yang menginvasi Inggris pada masa itu. Hingga akhirnya setelah penaklukan Norman dan mulainya abad pertengahan Inggris, Bahasa Inggris kuno perlahan-lahan mulai ditinggalkan dan bahasa ini pun mati.
Namun bahasa Inggris Kuno masih mendasari banyak kosakata di zaman bahasa inggris modern. Contohnya kata bread berasal dari kata brẽad pada zaman Inggris kuno.
Compiled from Peck, John and Martin Coyle. A Brief History of English Literature ( 2002 ).

Sejarah Bahasa Inggris : Abad Pertengahan Sastra Inggris (Medieval)

Penaklukan Norman
Pada tahun 1066 Raja Edward the Confessor yang merupakan keturunan Raja Alferd dari Wesex meninggal. Sebelumnya pada masa kekuasaanya, sastra inggris mengalami kemunduran ( terlebih dikarenakan serangan dari orang-orang Skandinavia ). Setelah kematian Edward, dewan Witan memilih Harold dari Saxons sebagai penerusnya hal ini dikarenakan Raja Edward tidak memiliki keturunan. Namun tentu saja keputusan tersebut menimbulkan banyak pertentangan terutama William, Duke of Normandy dan Raja Norwegia, Harald, terlebih keduanya masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Edward.
Pada akhir 1066, dari arah utara pasukan Norwegia menyerbu Inggris namun berhasil diatasi oleh Harold. Kemudian dari arah selatan, pasukan dari William dating juga untuk menyerbu, pertempuran ini dikenal dengan dengan nama the battle of hastings karena tempatnya berlangsung di Hastings. Pertempuran ini dimenangkan oleh William kemudian tahta raja Inggris berpindah ke tangan William. Setelah William dari Norman menjadi raja muncul pertentangan dan perpecahan antara suku Saxons dengan Norman ( pertentangan ini kemudian berakhir pada masa pemerintahan Raja Henri I dengan cara ia yang merupakan putra ketiga suku Norman menikahi keturunan Raja Alfred )

Setelah itu bahasa Inggris Anglo-Saxon terpengaruh oleh bahasa Normandia ( barat daya Perancis ) terutama para pejaba atau bangsawan yang menggunakan bahasa Norman sedangkan kaum jelata masih menggunakan bahasa inggris
Karya sastra yang dihasilkan pada zaman ini bertemakan tentang cinta dan petualangan.
Setelah William the Conqueror wafat, putra sulungnya William Rufus lalu naik tahta yang kemudian digantikan oleh Henry I, adik kandung William Rufus. Kemudian banyak terjadi peristiwa-peristiwa penting antara lain Perang Salib ( The Crusades ), lahirnya konstitusi Inggris atau Magna Carta, Parliement,dan juga Perang seratus tahun.
Raja Richard I atau disebut Richard The Lion Hearted, putra dari Henry II merupakan tokoh dalam perang salib. Ia banyak menghasbiskan hidupnya untuk berperang sedangkan urusan pemerintahan ia serahkan kepada adiknya, John. Pada masa pemerintahan John, lahirlah Magna Charta yang berisi kewajiban dan hak kepada penguasa termasuk raja sehingga hal ini menjadi dasar dari pemerintah monarki konstiusional. Kemudian walaupun Bangsa Inggris kalah dari Perancis dalam Perang seratus tahun, kehilangan wilayahnya di Perancis dapat menimbulkan dampak positif untuk Inggris yang kemudian menjadi titik kesadaran bangsa Inggris akan nasionalisme dan penggunaan bahasa Inggris seutuhnya. Penyair besar Geofrey Chaucer dan William Langland memiliki andil dalam meningkatkan martabat Inggris
Setelah penaklukan, penggunaan bahasa Inggris mulai tergantikan oleh Latin yaitu sebagai bahasa untuk pembelajaran dan agama sedangkan bahasa Perancis Norman menjadi bahasa di dalam gereja dan pemerintahan.
Dari Penaklukan Norman ke periode Chaucer
Pada tahun 1350 dan 1400, setelah penaklukan, merupakan periode besar sastra inggris karena munculnya Geoffrey Chaucer, yang merupakan bapak persajakan Inggris, William Langland, puisi Gawain, dll.
Setelah kenaikan tahta Raja John pada tahun 1199, Inggris menjadi salah satu wilayah perluasan Perancis bagian Utara.
Bahasa inggris pada masa ini berbeda dengan bahasa Inggris pada zaman Inggris kuno yaitu dengan banyak menyerap kosa kata Perancis dan penghapusan beberapa kata German.
Seperti yang kita ketahui bahwa pada zaman Inggris kuno, karya sastranya bertemakan heroic age atau heroic culture dimana selalu ada pertarungan epic dan tokoh legenda atau mitos sedangkan pada masa pertengahan Inggris, karya sastranya ada yang bertemakan religi ada juga yang bertemakan romance. Bahkan muncul penulis-penulis wanita yang terkenal salah satunya adalah Julian dengan karya prosanya yang terkenal, Sixteen Revelations of Divine Love.
Salah satu perubahan yang kentara pada masa ini adalah mulai kuatnya pengaruh gereja di Inggris. Bahkan gereja Inggris mulai mengontrol kekuasaan.
Sumber Referensi :
Peck, John and Martin Coyle. A Brief History of English Literature ( 2002 ).

Abad ke 16 Bahasa dan Sastra Inggris (Masa Transisi atau Renaissance)

Sir Thomas Wyatt
Karya sastra yang banyak ditemui pada masa abad ke enam belas ini adalah sonnet. Contohnya adalah sonnet yang berjudul ‘Whoso list to hunt’ yang merupakan karya dari Sir Thomas Wyatt pada tahun 1526.
Puisi ini merupakan adaptasi dari seorang penyair Itali, Petrarch. Sonnet adalah salah satu jenis puisi yang memiliki empat belas baris yang mana Petrach membaginya menjadi dua bagian. Bagian pertama terdiri dari delapan baris sedangkan bagian kedua terdiri dari enam baris. Oleh karena itulah Sir Thomas Wyatt sering dikenal sebagai figur pada abad ini. Puisi yang ia hasilkan hampir semuanya bertemakan cinta. Ia mempunyai hubungan yang dekat dengan Raja Henry VIII bahkan ia dikabarkan juga mempunyai hubungan spesial dengan Anne Boleyn setelah ia bercerai dengan seorang putri kerajaan. Ia juga mempunyai seorang anak yang juga bernama Thomas.
Pujangga lain yang cukup terkenal selain Wyatt adalah Henry Howard dan Earl of Surrey.
Wyatt saat itu dekat dengan Raja Henry VIII. Raja Henry VIII adalah keturunan kedua dari Tudor. Ayahnya, Henry VII menjadi raja pada tahun 1485 ketika ia berhasil menggulingkan Richard III. Kemudian Henry VIII menjadi raja pada tahun 1509.
Masa setelah itu disebut dengan masa reformasi karena adanya protes yang menentang dominasi gereja Katolik. Henry meninggal pada tahun 1547 kemudian diteruskan oleh Edward VI ( umur Sembilan tahun ), lalu Lady Jane Grey ( untuk Sembilan hari ), lalu Mary ( penganut Katolik ), dan pada tahun 1558 diteruskan oleh Elizabeth I.
Karya sastra pada zaman ini lebih menekankan pada sisi humanism. Selain itu salah satu tokoh terkenal yang muncul pada periode ini adalah Thomas More. Ia menjabat sebagai Lord Chancellor Raja Henry VIII namun mengundurkan diri pada tahun 1532 karena ia tidak mengakui Henry VIII sebagai kepala gereja Inggris dan rencana Henry yang ingin menikahi Anne Boleyn. Akhirnya ia dieksekusi mati pada tahun 1535. Ia menerbitkan buku yang berjudul Utopia yang merupakan sindirannya akan keadaan Inggris pada masa itu.
Roger Ascham, guru dari Elizabeth I sebelum ia menjadi ratu, berpendapat bahwa dia harus menulis dalam bahasa Inggris walaupun pada masa itu akan lebih mudah baginya untuk menulis dalam bahasa latin namun mengingat pentingnya penggunaan bahasa Inggris daripada bahasa yang berlaku dan digunakan saat itu maka ia menurutinya.
Elizabeth memberikan toleransi dalam beragama kepada masyarakatnya. Walaupun kemudian ada perpecahan antara agama Katolik ( bagian utara ) dengan pemeluk Protestan ( bagian selatan ). Untuk mengatasi permasalahan agama tersebut, ia lalu membuat UU supremasi dan persamaan pada tahun 1559 dengan menetapkan Aglican sebagai agama resmi bangsa Inggris. Ia juga menemui masalah krisis hubungan bilateral dengan Spanyol dan juga Skotlandia.
Namun masa pemerintahan Elizabeth I bisa dikatakan sebagai periode kejayaan Inggris karena kemajuan militer dan perkekonomiannya. Masa ini dikenal juga dengan sebutan The Golden Ages.
Pujangga yang terkenal pada masa ini adalah Edmund Spenser dengan karya sastranya yang berjudul The Faerie Queen. Hampir semua karya dari Edmund Spenser tidak terselesaikan namun tetap menjadi karya besar sepanjang sejarah. Karya-karyanya sangat kental dengan nuansa Renaissance dengan mengkritik dominasi dan doktrin katolik pada saat itu.
Ia juga memuji Ratu Elizabeth I sebagai ratu ideal lewat karyanya walaupun banyak juga pemberontakan dan perlawanan terhadap Elizabeth I. Edmund Spenser saat itu telah menuliskan karya sastra menggunakan bahasa Inggris, ia tidak mau menulis dengan bahasa Latin walaupun bahasa Latin pada abad ini merupakan bahasa yang sangat umum dipakai di Eropa. Alasannya ialah ia tidak mau menggunakan bahasa katolik, yaitu bahasa Latin. Hal tersebut menunjukkan adanya gerakan Renaissance yang kuat pada saat itu.
Sastrawan besar lainnya yang hidup pada masa pemerintahan Elizabeth I bahkan sampai sesudah kematiannya adalah William Shakespeare. Ia terkenal akan sandiwaranya baik tragedi maupun komedi.
Elizabeth I meninggal tanpa menikah pada tahun 1603 dan tentunya tidak ada ahli waris langsung. Setelah kematiannya tersebut, ia lalu digantikan oleh pamannya yaitu James I.
Sumber referensi :
Peck, John and Martin Coyle. A Brief History of English Literature ( 2002 ).

King Lear oleh William Shakespeare

“King Lear” atau Raja Lear merupakan salah satu karya terbesar William Shakespeare. Karya ini sudah banyak difilmkan dan banyak pula artis-artis ternama yang ingin memerankan tokoh-tokoh dalam cerita King Lear ini. Wiliam Shakespeare terkenal akan karya-karya tragedy nya termasuk King Lear, walaupun ceritanya tragis namun sarat akan kritikan dan historical lesson di dalamnya.



 King Lear menceritakan tentang seorang raja yang bernama Lear yang ingin membagikan kekayaan dan tahta kerajaannya kepada putrinya. Ia mempunyai tiga orang anak yang bernama Goneril, Regan dan Cordelia Masing-masing sudah mempunyai suami kecuali Cordelia yang masih dalam status dilamar oleh Raja Perancis.
Namun karena ketidakbijaksanaan sang raja yang karena alasan ingin dipuji, sang raja memberikan hartanya kepada kedua putrinya yang notabene adalah orang yang sama sekali tidak mencintai ayahnya bahkan berkhianat dan ingin membunuh ayahnya sendiri. Sementara anak ketiganya, Cordelia, yang tidak mampu mengungkapkan rasa kasih sayangnya secara lisan, diusir begitu saja tanpa diberikan sedikit pun warisan ayahnya. Padahal anak tersebut menyayangi ayahnya dengan tulus tidak seperti kedua kakaknya.
Bahkan penasihat raja, Kent, yang membela Cordelia juga dituduh sebagai penghianat oleh sang Raja, ia pun juga diusir dari kerajaan padahal Kent merupakan penasihat setia Raja Lear. Akibatnya, di dalam kerajaan hanya tersisa orang-orang yang aslinya adalah penghianat sementara orang-orang yang setia dan jujur malah diusir dari kerajaan.
Cerita ini pun sebenarnya mempunyai dua plot dengan kisah yang hampir mirip. Kisah yang satunya menceritakan tentang seorang bangsawan yang loyal kepada Lear, Gloucester, yang mempunyai dua anak. Anak pertama yang merupakan anak sah, Edgar dan anak kedua yang merupakan anak tidak sah, Edmund. Edmund yang lagi-lagi bercerita tentang pengkhianatan, berniat untuk mengadu domba antara saudaranya sendiri, Edgar, dengan ayahnya, Gloucester. Edmund berhasil mengelabuhi dan meyakinkan ayahnya bahwa Edgar ingin membunuhnya dan sebaliknya, Edmund juga berhasil meyakinkan Edgar bahwa ayahnya ingin membunuhnya hingga Edgar disuruhnya untuk pergi jauh-jauh meninggalkan istana.
Singkatnya, akibat penghianatan yang dilakukan anaknya sendiri, Lear menjadi gila. Sedangkn Glaucester menjadi buta karena membela Lear. Ending cerita dalam kisah ini banyak tokoh-tokoh utama yang mati seperti Cordelia, Edmund, Regan, bahkan Raja Lear sendiri pun juga mati.
Apabila kita bandingkan dengan backgroundnya, Shakespeare mencoba menggambarkan situasi kegelisahan masyarakat Inggris pada masa itu. Pada masa pemerintahan Elizabeth I, Inggris mengalami kemajuan terutama di bidang perekonomian dan militer. Namun ketika Elizabeth I meninggal, ia tidak mempunyai penerus langsung karena dia tidak menikah. Setelah mengalami kekosongan pemerintahan, maka di pilihlah James I sebagai penerus raja Inggris.
Pada masa pemerintahan James I, terjadi penyatuan antara Inggris dengan Skotlandia. Saat itu, James I banyak mengangkat orang-orang Skotlandia sebagai orang kepercayaannya dan memberikan mereka posisi penting dalam kerajaan. Kekhawatiran masyarakat Inggris akan raja barunya tersebut tergambarkan dalam tokoh Raja Lear yang kehilangan kekuasaannya dan menjadi gila bahkan pada akhir cerita tokoh ini mati yang disebabkan oleh keputusannya yang salah dalam menunjuk orang-orang di dalam kerajaan.

Sastra Inggris vs Hubungan Internasional

 
 
Judulnya memang sengaja dibuat agak kontroversial. Hehe. Sebenarnya bukan bermaksud membandingkan, tapi maksud penulis di sini hanyalah ingin mengungkapkan apa yang penulis rasakan setelah memasuki semester 3 di jurusan sastra inggris.

Sering dua jurusan di atas, yaitu sastra inggris dan hubungan internasional membuat teman-teman SMA/SMK merasa kebingungan mau memilih jurusan yang mana. Well, kedua jurusan tersebut sama-sama bagus dan favorit di jajaran Soshum (IPS), tapi kedua jurusan itu tentunya berbeda secara konsentrasi atau fokusnya.

Sedikit berbagi pengalaman, dulu waktu pendaftaran snmptn saya memilih sastra inggris ugm menjadi pilihan pertama dan satu-satunya. Bukan karena PD tapi karena saking pesimis diterima, jadi hanya memilih satu jurusan saja waktu snmptn. Hehe.

Dulu karena minimnya pengetahuan dan enggannya diriku mencari informasi tentang jurusan, jadi aku pun langsung memilih sastra inggris. Alasanku waktu itu sebenarnya simple, untuk memperbaiki bahasa inggrisku yang asal-asalan dan ingin pergi ke luar negeri tentunya. Aamiin :D


Sesuai dengan namanya, jurusan ini menuntut mahasiswanya untuk mengerti dan memahami karya-karya sastra inggris terutama di zaman klasik.
Karya sastra yang dipelajari bisa berupa novel, short story, puisi, drama, dll.
Kalau kamu suka sekali membaca karya-karya sastra, saya sarankan untuk memilih jurusan ini. Selain membaca sastra bisa menjadi hiburan, bisa juga untuk menambah nilai akademismu.

Kalau saya sendiri sih suka sekali membaca, tapi bukan novel atau puisi sastra inggris, bahkan novel-novel yang lagi hits pun tidak saya lirik. Saya lebih tertarik dan semangat untuk membaca isu-isu yang benar-benar terjadi, bukan fiksi, seperti biografi tokoh, isu global,  masalah perang, dll.

Nah di hari-hari awal kuliah, saya merasa bahwa jurusan ini bukan 'aku' banget. Merasa seperti tak punya pengetahuan cukup tentang tokoh penulis, tokoh film, maupun karya mereka. Berasa punya dunia sendiri di kelas. Haha

Namun waktu itu keinginanku untuk belajar isu-isu dan masalah internasional masih ada, dan saya memutuskan untuk mendaftar anggota EDS (English Debate Society) saat masih berstatus mahasiswa baru.
Setelah melewati proses tes tertulis dan wawancara (waktu itu diwawancarai 4 orang sekaligus ._.) akhirnya resmi menjadi anggota.
Awalnya sangat bersemangat ikut latihan rutin tiap sabtu di balairung ugm. Namun seiring berjalannya waktu, aku pun sadar bahwa pengetahuanku akan isu-isu internasional sangat minim sekali.

Saat motion (topik debat) diberikan, jujur, aku tak mengerti banyak sekali istilah-istilah hukum atau kebijakan-kebijakan dunia internasional. Kebanyakan mereka adalah mahasiswa Hubungan Internasional yang selain jago public speaking juga punya pengetahuan yang sangat luas.
Aku mah apa, hanya butiran debu di tumpukan pasir. Hmm.. Karena merasa tidak tau apa-apa dan kurang PD, akhirnya aku memutuskan untuk tidak melanjutkan dan berhenti secara seleksi alam. Hehe.
Walaupun sebenarnya UKM itu sangat keren dan sayang sekali untuk ditinggalkan, tapi apa daya.

Sejak saat itulah aku penasaran tentang jurusan Hubungan Internasional ini. Pernah dua kali menyusup kuliah HI bersama teman satu pemikiran, dua mata kuliah yang kami ikuti tersebut adalah minat kawasan Amerika dan minat kawasan Timur Tengah.

Saat dosen menjelaskan, kami sangat antusias mendengarkan bahkan mencatat apa yang beliau sampaikan. Sangat berkebalikan ketika dosen jurusanku menjelaskan, aku tidak terlalu memperhatikan. Haha. (Jangan dicontoh)

Jujur, terkadang suka iri melihat anak-anak HI yang mempelajari hal-hal yang bagiku 'menyenangkan'. Tapi mau apalagi, ini adalah pilihan yang telah ku ambil. Dan aku percaya bahwa Allah telah memberi kesempatan dan menempatkanku di jurusan sastra inggris bukan tanpa alasan, dan pasti ada hikmah dibalik semua ini.

Jadi intinya, kalau kamu lebih tertarik untuk belajar politik, saya sarankan untuk mengambil jurusan Hubungan Internasional saja, jangan takut kalau bahasa inggris kurang, kan bisa ambil kursus.
Kalau kamu lebih tertarik belajar karya sastra, pilih Sastra Inggris saja jangan HI.
Tapi kalau kamu suka keduanya, itu lebih baik lagi, tinggal berdoa saja sama Allah biar dikasih mana pilihan yang terbaik buatmu.

"You are exactly where Allah wants you to be right now. Every experience is part of His divine plan."