Sastra Inggris vs Hubungan Internasional
Judulnya memang sengaja dibuat agak kontroversial. Hehe. Sebenarnya
bukan bermaksud membandingkan, tapi maksud penulis di sini hanyalah
ingin mengungkapkan apa yang penulis rasakan setelah memasuki semester 3
di jurusan sastra inggris.
Sering dua jurusan di atas, yaitu sastra inggris dan hubungan internasional membuat teman-teman SMA/SMK merasa kebingungan mau memilih jurusan yang mana. Well, kedua jurusan tersebut sama-sama bagus dan favorit di jajaran Soshum (IPS), tapi kedua jurusan itu tentunya berbeda secara konsentrasi atau fokusnya.
Sedikit berbagi pengalaman, dulu waktu pendaftaran snmptn saya memilih sastra inggris ugm menjadi pilihan pertama dan satu-satunya. Bukan karena PD tapi karena saking pesimis diterima, jadi hanya memilih satu jurusan saja waktu snmptn. Hehe.
Dulu karena minimnya pengetahuan dan enggannya diriku mencari informasi tentang jurusan, jadi aku pun langsung memilih sastra inggris. Alasanku waktu itu sebenarnya simple, untuk memperbaiki bahasa inggrisku yang asal-asalan dan ingin pergi ke luar negeri tentunya. Aamiin :D
Sesuai dengan namanya, jurusan ini menuntut mahasiswanya untuk mengerti dan memahami karya-karya sastra inggris terutama di zaman klasik.
Karya sastra yang dipelajari bisa berupa novel, short story, puisi, drama, dll.
Kalau kamu suka sekali membaca karya-karya sastra, saya sarankan untuk memilih jurusan ini. Selain membaca sastra bisa menjadi hiburan, bisa juga untuk menambah nilai akademismu.
Kalau saya sendiri sih suka sekali membaca, tapi bukan novel atau puisi sastra inggris, bahkan novel-novel yang lagi hits pun tidak saya lirik. Saya lebih tertarik dan semangat untuk membaca isu-isu yang benar-benar terjadi, bukan fiksi, seperti biografi tokoh, isu global, masalah perang, dll.
Nah di hari-hari awal kuliah, saya merasa bahwa jurusan ini bukan 'aku' banget. Merasa seperti tak punya pengetahuan cukup tentang tokoh penulis, tokoh film, maupun karya mereka. Berasa punya dunia sendiri di kelas. Haha
Namun waktu itu keinginanku untuk belajar isu-isu dan masalah internasional masih ada, dan saya memutuskan untuk mendaftar anggota EDS (English Debate Society) saat masih berstatus mahasiswa baru.
Setelah melewati proses tes tertulis dan wawancara (waktu itu diwawancarai 4 orang sekaligus ._.) akhirnya resmi menjadi anggota.
Awalnya sangat bersemangat ikut latihan rutin tiap sabtu di balairung ugm. Namun seiring berjalannya waktu, aku pun sadar bahwa pengetahuanku akan isu-isu internasional sangat minim sekali.
Saat motion (topik debat) diberikan, jujur, aku tak mengerti banyak sekali istilah-istilah hukum atau kebijakan-kebijakan dunia internasional. Kebanyakan mereka adalah mahasiswa Hubungan Internasional yang selain jago public speaking juga punya pengetahuan yang sangat luas.
Aku mah apa, hanya butiran debu di tumpukan pasir. Hmm.. Karena merasa tidak tau apa-apa dan kurang PD, akhirnya aku memutuskan untuk tidak melanjutkan dan berhenti secara seleksi alam. Hehe.
Walaupun sebenarnya UKM itu sangat keren dan sayang sekali untuk ditinggalkan, tapi apa daya.
Sejak saat itulah aku penasaran tentang jurusan Hubungan Internasional ini. Pernah dua kali menyusup kuliah HI bersama teman satu pemikiran, dua mata kuliah yang kami ikuti tersebut adalah minat kawasan Amerika dan minat kawasan Timur Tengah.
Saat dosen menjelaskan, kami sangat antusias mendengarkan bahkan mencatat apa yang beliau sampaikan. Sangat berkebalikan ketika dosen jurusanku menjelaskan, aku tidak terlalu memperhatikan. Haha. (Jangan dicontoh)
Jujur, terkadang suka iri melihat anak-anak HI yang mempelajari hal-hal yang bagiku 'menyenangkan'. Tapi mau apalagi, ini adalah pilihan yang telah ku ambil. Dan aku percaya bahwa Allah telah memberi kesempatan dan menempatkanku di jurusan sastra inggris bukan tanpa alasan, dan pasti ada hikmah dibalik semua ini.
Jadi intinya, kalau kamu lebih tertarik untuk belajar politik, saya sarankan untuk mengambil jurusan Hubungan Internasional saja, jangan takut kalau bahasa inggris kurang, kan bisa ambil kursus.
Kalau kamu lebih tertarik belajar karya sastra, pilih Sastra Inggris saja jangan HI.
Tapi kalau kamu suka keduanya, itu lebih baik lagi, tinggal berdoa saja sama Allah biar dikasih mana pilihan yang terbaik buatmu.
"You are exactly where Allah wants you to be right now. Every experience is part of His divine plan."
Sering dua jurusan di atas, yaitu sastra inggris dan hubungan internasional membuat teman-teman SMA/SMK merasa kebingungan mau memilih jurusan yang mana. Well, kedua jurusan tersebut sama-sama bagus dan favorit di jajaran Soshum (IPS), tapi kedua jurusan itu tentunya berbeda secara konsentrasi atau fokusnya.
Sedikit berbagi pengalaman, dulu waktu pendaftaran snmptn saya memilih sastra inggris ugm menjadi pilihan pertama dan satu-satunya. Bukan karena PD tapi karena saking pesimis diterima, jadi hanya memilih satu jurusan saja waktu snmptn. Hehe.
Dulu karena minimnya pengetahuan dan enggannya diriku mencari informasi tentang jurusan, jadi aku pun langsung memilih sastra inggris. Alasanku waktu itu sebenarnya simple, untuk memperbaiki bahasa inggrisku yang asal-asalan dan ingin pergi ke luar negeri tentunya. Aamiin :D
Sesuai dengan namanya, jurusan ini menuntut mahasiswanya untuk mengerti dan memahami karya-karya sastra inggris terutama di zaman klasik.
Karya sastra yang dipelajari bisa berupa novel, short story, puisi, drama, dll.
Kalau kamu suka sekali membaca karya-karya sastra, saya sarankan untuk memilih jurusan ini. Selain membaca sastra bisa menjadi hiburan, bisa juga untuk menambah nilai akademismu.
Kalau saya sendiri sih suka sekali membaca, tapi bukan novel atau puisi sastra inggris, bahkan novel-novel yang lagi hits pun tidak saya lirik. Saya lebih tertarik dan semangat untuk membaca isu-isu yang benar-benar terjadi, bukan fiksi, seperti biografi tokoh, isu global, masalah perang, dll.
Nah di hari-hari awal kuliah, saya merasa bahwa jurusan ini bukan 'aku' banget. Merasa seperti tak punya pengetahuan cukup tentang tokoh penulis, tokoh film, maupun karya mereka. Berasa punya dunia sendiri di kelas. Haha
Namun waktu itu keinginanku untuk belajar isu-isu dan masalah internasional masih ada, dan saya memutuskan untuk mendaftar anggota EDS (English Debate Society) saat masih berstatus mahasiswa baru.
Setelah melewati proses tes tertulis dan wawancara (waktu itu diwawancarai 4 orang sekaligus ._.) akhirnya resmi menjadi anggota.
Awalnya sangat bersemangat ikut latihan rutin tiap sabtu di balairung ugm. Namun seiring berjalannya waktu, aku pun sadar bahwa pengetahuanku akan isu-isu internasional sangat minim sekali.
Saat motion (topik debat) diberikan, jujur, aku tak mengerti banyak sekali istilah-istilah hukum atau kebijakan-kebijakan dunia internasional. Kebanyakan mereka adalah mahasiswa Hubungan Internasional yang selain jago public speaking juga punya pengetahuan yang sangat luas.
Aku mah apa, hanya butiran debu di tumpukan pasir. Hmm.. Karena merasa tidak tau apa-apa dan kurang PD, akhirnya aku memutuskan untuk tidak melanjutkan dan berhenti secara seleksi alam. Hehe.
Walaupun sebenarnya UKM itu sangat keren dan sayang sekali untuk ditinggalkan, tapi apa daya.
Sejak saat itulah aku penasaran tentang jurusan Hubungan Internasional ini. Pernah dua kali menyusup kuliah HI bersama teman satu pemikiran, dua mata kuliah yang kami ikuti tersebut adalah minat kawasan Amerika dan minat kawasan Timur Tengah.
Saat dosen menjelaskan, kami sangat antusias mendengarkan bahkan mencatat apa yang beliau sampaikan. Sangat berkebalikan ketika dosen jurusanku menjelaskan, aku tidak terlalu memperhatikan. Haha. (Jangan dicontoh)
Jujur, terkadang suka iri melihat anak-anak HI yang mempelajari hal-hal yang bagiku 'menyenangkan'. Tapi mau apalagi, ini adalah pilihan yang telah ku ambil. Dan aku percaya bahwa Allah telah memberi kesempatan dan menempatkanku di jurusan sastra inggris bukan tanpa alasan, dan pasti ada hikmah dibalik semua ini.
Jadi intinya, kalau kamu lebih tertarik untuk belajar politik, saya sarankan untuk mengambil jurusan Hubungan Internasional saja, jangan takut kalau bahasa inggris kurang, kan bisa ambil kursus.
Kalau kamu lebih tertarik belajar karya sastra, pilih Sastra Inggris saja jangan HI.
Tapi kalau kamu suka keduanya, itu lebih baik lagi, tinggal berdoa saja sama Allah biar dikasih mana pilihan yang terbaik buatmu.
"You are exactly where Allah wants you to be right now. Every experience is part of His divine plan."
Thankyouu!
BalasHapusKa, pertama baca udah berasa kk ini aku banget :) ini aku lagi mau daftar snmptn , dan aku mau milih antara sastra inggris atau HI itu😅 aku bingung banget antara itu berdua mana yg lebih aku banget ternyata setelah membaca artikel ini sepertinya aku lebih ke HI deh, makasih kk
BalasHapusEh tapi, aku sepertinya pengen juga sastra inggris😅 ka aku bingung :( dan sedangkan aku jurusan ipa
BalasHapusEh tapi, aku sepertinya pengen juga sastra inggris😅 ka aku bingung :( dan sedangkan aku jurusan ipa
BalasHapusKa, pertama baca udah berasa kk ini aku banget :) ini aku lagi mau daftar snmptn , dan aku mau milih antara sastra inggris atau HI itu😅 aku bingung banget antara itu berdua mana yg lebih aku banget ternyata setelah membaca artikel ini sepertinya aku lebih ke HI deh, makasih kk
BalasHapusKa, pertama baca udah berasa kk ini aku banget :) ini aku lagi mau daftar snmptn , dan aku mau milih antara sastra inggris atau HI itu😅 aku bingung banget antara itu berdua mana yg lebih aku banget ternyata setelah membaca artikel ini sepertinya aku lebih ke HI deh, makasih kk
BalasHapusheyy kita senasib :"
HapusKak..kalo misalnya S1 nya ambil jurusan sastra inggris terus S2 nya ambil jurusan hubungan internasional bisa ngga sih ?
BalasHapusBantu jawab, sangat bisa malahan
HapusTerimakasih kak telah membagikan pengalamannya
BalasHapus